Thursday, May 5, 2011

Rancangan Kita bukanlah RancanganNYA

Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu (Yesaya 55:9)

Dua anak menemukan sebuah kantong berisi dua belas butir kelereng. Mereka berdebat soal pembagian kelereng itu dan memutuskan untuk mendatangi seorang bapak yang mereka anggap bijak. Ketika diminta menengahi, bapak itu bertanya, mereka mau kelereng itu dibagi menurut keadilan manusia atau keadilan Tuhan.

Anak-anak itu menjawab, “Kami mau yang adil. Jadi, bagilah menurut keadilan Tuhan.” Sang bapak pun menghitung kelereng tersebut, lalu memberikan tiga butir kepada salah satu anak, dan sembilan butir kepada anak yang lain.

Pertanyaan sang bapak mengingatkan kita bahwa terkadang ada perbedaan besar antara keadilan yang diberikan manusia dan Tuhan. Jalan Tuhan, pikiran dan rencana-Nya, jauh berbeda dari jalan manusia. Standar kebenaran dan keadilan-Nya juga lain dari standar manusia.

Seperti langit dan bumi bedanya-kiasan Yesaya itu masih kita pakai sampai sekarang. Manusia hanya melihat sepotong gambar, Tuhan melihat gambar itu secara menyeluruh.
Manusia hanya mengamati tindakan lahiriah, Tuhan sanggup menilik sampai ke relung hati yang paling dalam. Apa yang dianggap baik oleh Tuhan, bisa jadi malah dianggap jahat oleh manusia. Ketika kita berharap mendapat bagian sama rata, Tuhan membagikan karunia menurut keperluan masing-masing orang.

Apa yang kita rasa lamban, bagi Dia indah pada waktunya. Adakah harapan kita yang belum terwujud sampai saat ini? Atau, adakah doa yang sudah sekian lama kita panjatkan, tetapi kita belum kunjung melihat titik terang jawaban-Nya? Mungkin Tuhan bukannya berdiam diri. Bisa jadi Dia justru sedang menjawabnya secara tak terduga: menurut jalan-Nya, bukan menurut jalan kita.

JANGAN MEMBENGKOKKAN JALAN TUHAN MENURUT KEMAUAN KITA . KITALAH YANG HARUS  MENUNDUKKAN DIRI MENGIKUTI JALANNYA..

No comments:

Post a Comment